Tantangan Pekerja Muda di Sektor Transportasi

TANGERANG– Federasi Serikat Pekerja Bandara Indonesia (FSPBI) sukses menggelar Seminar Pekerja Muda dengan tema Masa Depan Transportasi Nasional dan Kerentanan Pekerja Muda.

Seminar diselenggarakan di D’Prima Hotel Tangerang, pada Jumat, 13 Mei 2022 mulai pukul 14.00 hingga selesai.

Payaman Manik, pegiat transportasi yang menjadi salah satu pembicara dalam seminar tersebut mengatakan dunia transportasi secara global memiliki tantangan yang cukup berat.

Dia memberi contoh, saat ini hampir di semua kota-kota besar, transportasi dikuasai oleh pribadi. Sementara transportasi umumnya semakin sedikit.

“Apalagi peningkatan jumlah kepemilikan kendaraan jauh lebih pesat ketimbang pembangunan jalan rayanya,” kata Payaman.

Dia khawatir jika kondisi ke depan tidak dibenahi, maka sektor transportasi akan semakin berat lagi tantangannya.

Dalam catatannya, pertumbuhan kendaraan tiap bulannya mencapai 10 persen. Terutama di kawasan Jabodetabek.

Selain itu, sistem transportasi sebagian besar terkonsentrasi di beberapa koridor moda. Sementara banyak wilayah yang tidak dapat pelayanan transportasi umum.

“Salah satu strateginya adalah kurangi perjalanan jauh dengan menggunakan transportasi pribadi. Dan usahakan kembangkan fasilitas pelayanan publik misalnya etoll dan cashless lain yang bisa kurangi tingkat kejahatan,” ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Federasi Serikat Buruh Kerakyatan (Serbuk) Indonesia, Khamid Istakhori, yang juga menjadi pembicara seminar mengatakan pekerja bandara menjadi salah satu yang terpukul di masa pandemi.

Pekerja transportasi menjadi pada saat pandemi banyak yang dirumahkan sehingga tidak memiliki pekerjaan lagi.

“Apalagi kalangan pekerja mudanya banyak yang disingkirkan lebih dahulu oleh perusahaan. Sebagian besar dari mereka adalah yang kontrak,” katanya.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, kata dia, masih ada pekerja di kawasan bandara yang gajinya mencapai Rp1,7 juta perbulan.

“Bayangkan! bandara dengan segala kemegahannya, masih ada pekerja dengan gaji yang tidak layak,” ujarnya.

Dia menuturkan agar semua pekerja untuk berserikat membangun kekuatan dari dalam. Terlebih pekerja muda yang memiliki kekuatan untuk bisa melawan demi meningkatkan kesejahteraan para pekerja.

Sementara itu, Artika Ashdhir aktivis dari International Transport Workers’ Federation (ITF) menyoroti beberapa persoalan yang terjadi di sektor pekerja. Salah satunya terkait Omnibus Law yang menjadi tantangan besar dunia kerja di Indonesia.

Adanya UU Omnibus Law ini menjadi pekerjaan rumah bagi kalangan muda karena berkaitan langsung dengan dunia kerja mereka.

Alih-alih menjadikan dunia kerja lebih fleksibel, adanya Omnibus Law tersebut malah menjadi ancaman buat pekerja. Salah satunya ancaman pengangguran.

“Jadi di sini dampak terhadap pekerja muda cukup besar. Oleh karena itu, berserikat menjadi salah satu solusi yang baik untuk membangun kekuatan,” ujarnya.

Dia menuturkan, untuk menjawab persoalan yang selama ini dihadapi terutama di era pandemi, maka sebaiknya setiap serikat yang ada di kawasan bandara harus saling membantu dan mengorganisir satu sama lain.

“Di beberapa negara seperti Thailand dan Filipina, kerja sama antar serikat ini cukup berhasil menyelesaikan persoalan yang terjadi,” ujarnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *