Pentingnya Peningkatan Pendidikan dan Pergerakan, Dalam Kehidupan Kelas Buruh

Gambar: Diambil saat proses berjalannya kelas menulis FSPBI & P2RI

Pasca pandemi Covid, Indonesia memang mengalami kesulitan untuk mengatasi persoalan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) buruh banyak terjadi dan kondisi ini sangat menyulitkan masyarakat untuk membangun kehidupan mereka seperti dulu sebelum ada pandemi.

Banyak masyarakat memilih untuk hidup di jalur digital dengan menari dan berjualan di gawai sosial media untuk mendapatkan uang, yang menurut mereka lebih gampang didapatkan. Sementara itu, tidak sedikit buruh yang masih berjuang di tempat kerja untuk mendapatkan upah yang layak dan upah lembur akibat jam kerja yang berlebihan.

Baca juga: Perjuangan dan Realitas Kesadaran Kelas Buruh di Zaman Modern

Dalam pergerakan buruh melalui Serikat Buruh, tidak jarang kondisi itu menyebabkan berserikat atau aktif di kegiatan Serikat semakin sulit. Contohnya beberapa buruh bandara yang tidak memiliki surat kontrak kerja, harus kerja terus menerus sesuai panggilan telpon dalam waktu yang tak ditentukan. Akibatnya ketika mereka pulang ke rumah, mereka kelelahan dan malas berkegiatan, termasuk berserikat.

Kondisi ini menyulitkan Serikat, sehingga perlahan mereka mulai kehilangan anggota secara perlahan. Kondisi kerja yang melelahkan dan perasaan takut kehilangan pekerjaan, juga menjadi soal yang membuat membuat banyak buruh enggan bergabung dengan Serikat Buruh. Mereka lebih memilih bekerja lalu pulang ke rumah dan beristirahat. Sementara itu ada juga buruh yang lebih memilih untuk tetap bekerja dan mengabaikan Serikat-nya karena dianggap tidak memberikan benefit apapun untuk dirinya.

Persoalan dalam Serikat Buruh khususnya saat ini dengan kondisi kerja buruh yang begitu ketat, membuat Serikat harus mengatur kembali, bagaimana caranya agar buruh mau belajar dan terlibat dalam aktivitas berserikat. Tidak mudah untuk meyakinkan para buruh atau pekerja bahwa Serikat Buruh adalah bagian penting di tempat kerja. Serikat Buruh memiliki kekuatan untuk bersatu dan berstrategi dalam pergerakan kelas buruh.

Selain mengorganise, memberikan edukasi secara terus-menerus juga menjadi hal yang penting di Serikat Pekerja. Edukasi yang diberikan tentu untuk memenuhi kebutuhan buruh menghadapi situasi di Perusahaan, contohnya edukasi tentang bagaimana berserikat yang baik dan kuat. Selain itu ada edukasi yang mengajak kawan-kawan buruh menyediakan waktu mereka untuk membaca dan berdiskusi, hasil diskusi itu kemudian dibuat dalam sebuah tulisan singkat yang dapat membangkitkan semangat perjuangan dan pergerakan bersama.

Gambar: Kelas menulis diawali dengan membaca secara bergiliran

Sebuah pertanyaan pernah dilontarkan kepada saya, ”kenapa sih harus membaca?Bukannya tugas pengurus Serikat harus menjelaskan apa yang harus kita lakukan supaya paham berserikat?” Pertanyaan itu memang sederhana, tetapi mengandung suatu makna yang penting bagi saya, karena saya bisa mengerti kenapa banyak pekerja atau buruh di tempat kerja mengalami ketidakadilan dan mereka diam saja.

Selain takut, mereka jarang membaca peraturan dan ketentuan yang ada tentang pekerjaan mereka. Mereka bahkan tidak tahu sebagai buruh, mereka punya hak yang dilindungi Undang-Undang, mereka tidak tahu kalau mereka juga berhak untuk berserikat. Hal yang menyedihkan bagi saya adalah ketika seorang teman mengatakan tidak tahu berapa pesangon yang harus dia dapatkan ketika pensiun, padahal keterangan itu sudah ada dalam kesepakatan dengan Perusahaan yang tercantum di PKB. Hal itu membuktikan bahwa dia tak pernah membuka atau membaca PKB. Kondisi ini ternyata terjadi di banyak kalangan buruh dan persoalannya adalah karena mereka jarang, bahkan malas untuk membaca.

Membaca, adalah salah satu alat perjuangan yang memberikan banyak manfaat bagi kita. Dengan mambaca kita menjadi tahu dan ketika kita tahu kita dapat membawa hasil bacaan kita itu dalam kegiatan diskusi dengan sesama buruh yang diadakan di sekretariat, ataupun di tempat-tempat pertemuan kita. Tidak jarang kita lihat banyak sesama buruh yang lebih memilih untuk mendengar dan tidak bicara, karena banyak yang mengatakan mereka tidak tahu dan tidak paham, akibat mereka minim informasi. Apalagi di zaman sekarang banyak orang yang mencari informasi lewat sosial media, dengan informasi yang dangkal dan sekadarnya saja.

Baca juga: Kesadaran Kelas dalam Pergolakan Gelombang PHK

Membaca, diskusi dan menulis adalah salah satu perangkat buruh untuk melakukan pergerakan, karena dengan membaca kita punya banyak informasi. Tentu saja membaca dengan memperkaya literasi dan dilengkapi dengan referensi bacaan-bacan lainnya. Diskusi adalah sarana untuk memperkaya kapasitas berpikir kita dan terjun langsung dalam perdebatan diskusi adalah edukasi yang penting untuk melatih kemampuan kita menggali pengetahuan kita dalam dunia perburuhan dan kehidupan sosial.

Setelah berdiskusi, apa yang telah kita diskusikan menjadi semakin hidup jika dikemas dalam tulisan. Sebab menulis adalah salah satu alat jitu untuk menyerukan perjuangan kelas buruh secara intensif. Selain itu kegiatan menulis juga dapat menghidupkan semangat menggali ide-ide sehingga kita menjadi kreatif dan semakin kritis.

Ketiga kegiatan ini adalah instrumen penting dalam perjuangan Serikat Buruh, karena perjuangan bukan sekadar turun ke jalan, protes dan berteriak semata. Perjuangan juga harus diperkaya dengan pengetahuan dan strategi yang bisa dilakukan melalui tiga kegiatan penting tersebut. Mari mulai biasakan membaca, lebih sering datang untuk diskusi dan duduklah dengan tekun untuk membuat tulisan; sebuah tulisan perjuangan melawan keterasingan di tempat kerja!

Ditulis oleh: Jackie Tuwanakotta

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *