
Tanggal 14 dan 15 Juni 2025, bertempat di Hotel Bale Ocasa Neglasari, Kota Tangerang. Federasi Serikat Pekerja Bandara Indonesia (FSPBI) telah menyelenggarakan “Workshop Pengorganisasian Pekerja Bandara Indonesia”. Workshop ini melibatkan pengurus FSPBI, perwakilan anggota Pengurus Unit Kerja (PUK) FSPBI dan beberapa pekerja bandara dari beberapa daerah. Dalam Workshop ini FSPBI bekerjasama dengan kawan-kawan dari Lembaga Informasi Perburuhan Sedane (LIPS).
Workshop pengorganisisasian ini bertujuan untuk menciptakan organisator-organisator serikat buruh/pekerja di bandara, khususnya di masing-masing tempat kerjanya. Sehingga kawan-kawan yang terlibat dalam workshop ini dapat berperan dalam membentuk, memperkuat dan memelihara organisasi serikat buruh/pekerja di tempat kerja. Pada dasarnya serikat buruh/pekerja harus memiliki organisator. Organisator berperan penting dalam memperkuat serikat buruh, dengan mengajak pekerja untuk berserikat, membangun hubungan dengan pekerja dan memberikan dukungan kepada anggota serikat.
Dalam workshop kali ini, FSPBI menerapkan metode pendidikan yang baru. Dengan metode belajar andragogi yaitu pendekatan pembelajaran bagi orang dewasa. Metode andragogi menempatkan para peserta didik sebagaimana orang dewasa yang punya kemampuan untuk menentukan arah belajar atau iklim belajar, pemilihan materi yang dibutuhkan, serta menganalisis masalah yang terjadi di tempat kerjanya. Dalam metode ini, tidak ada istilah narasumber atau pemateri dalam peran pengajarannya dan lebih memiliki peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
Dalam pendidikan ini, FSPBI yang bekerjasama dengan LIPS dapat menerapkan metode belajar andragogi yang baru kali ini dilakukan oleh FSPBI. Dalam model belajar ini kawan-kawan LIPS berperan sebagai fasilitator pendidikan yang dibantu beberapa kawan-kawan pengurus FSPBI yang menjadi CO-fasilitator. Menurut mas Sugeng LIPS “karena pendidikan ini mengenai pengorganisasian, yang mengetahui kondisi dan situasi pekerjanya hanya kawan-kawan di lapangan. Jadi kita hanya membantu memfasilitasi pendiskusian mengenai pengalaman-pengalaman yang sudah dilakukan kawan-kawan. Apa lagi ini bandara, sektor yang sulit untuk mempersatukan pekerjanya. Maka dari itu kawan-kawan perlu saling bertukar cerita tentang situasi pekerja di bandara. Sehingga bahan-bahan untuk pendidikan ini terdapat pada pengalaman masing-masing orang”.
Karena ini menjadi suatu hal yang baru untuk FSPBI dan kawan-kawan yang lain. Sehingga mendapatkan atensi dan tanggapan yang menarik dari peserta. beberapa peserta memberikan tanggapan bahwa metode ini dapat membuat setiap peserta mengetahui pengalaman kawan-kawan yang lain dan dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada masing-masing peserta. Sehingga dapat menambah wawasan dan menjadi pembelajaran menangani suatu permasalahan.
Pada workshop ini juga menjadi pengalaman pertama bagi pekerja bandara di Medan (KNO) karena mereka dapat mengikuti pendidikan secara langsung dan bersama-sama dengan pekerja serta serikat-serikat buruh yang ada di bandara khususnya di cengkareng (CGK). “Saya bangga bisa mewakili KNO (pekerja di bandara Medan), untuk hadir di kegiatan yang dihadiri anggota serikat yang lain dan saling bertukar pengalaman, sehingga ini bisa menjadikan motivasi serta referensi buat kami berserikat di KNO nanti”.
Sebagai penutup “Perspektif organisator adalah prinsip organisasi yaitu dimanapun kamu berada kamu akan tetap mengorganisir. sehingga perspektif dari organisator harus lebih luas dan tidak lagi berdasarkan pada tempat kamu bekerja saja”. dikutip dari kata-kata Suriip.
Penulis: Agung Ramdhan (Media FSPBI)