Dampak Negatif Pemberlakuan Open Sky ASEAN Terhadap Pekerja Bandara di Indonesia

foto : unsplash

Oleh : Raymon Lidra Mufti

Pemberlakuan Open Sky ASEAN pada tahun 2015 telah membawa dampak signifikan pada industri penerbangan di Indonesia. Sebagai salah satu negara anggota ASEAN, Indonesia akan segera menerapkan kebijakan Open Sky ASEAN dengan harapan dapat meningkatkan persaingan dalam industri penerbangan dan meningkatkan konektivitas antar negara ASEAN. 

Pemberlakuan secara penuh Open Sky ASEAN akan memiliki dampak negatif pada pekerja bandara di Indonesia. Banyak perusahaan penerbangan asing memasuki pasar Indonesia dan menawarkan harga tiket yang lebih murah, yang menyebabkan penurunan jumlah penumpang pada maskapai penerbangan lokal. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan penerbangan lokal akan melakukan pemutusan hubungan kerja pada pekerja bandara. Selain itu, pekerja bandara juga mengalami tekanan untuk bekerja lebih keras dan lebih lama, dengan kompensasi yang sama atau bahkan lebih rendah.

Sebaiknya pemerintah Indonesia segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi dampak negatif pemberlakuan Open Sky ASEAN pada pekerja bandara. Langkah-langkah tersebut dapat berupa pembatasan jumlah perusahaan penerbangan asing yang dapat beroperasi di Indonesia, peningkatan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pekerja bandara, dan peningkatan regulasi untuk melindungi hak pekerja bandara.

Open Sky ASEAN berarti bahwa negara-negara anggota ASEAN dapat memperbolehkan maskapai penerbangan dari negara lain untuk terbang ke dan dari bandara di negara mereka tanpa ada batasan tertentu.

Meskipun kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi di kawasan ASEAN, namun pemberlakuan Open Sky ASEAN juga berdampak pada sektor tenaga kerja di industri penerbangan di Indonesia. Terdapat beberapa dampak negatif yang muncul akibat pemberlakuan Open Sky ASEAN terhadap pekerja bandara di Indonesia, antara lain:

  1. Persaingan yang semakin ketat antara maskapai penerbangan di Indonesia dan luar negeri dapat mengancam kelangsungan hidup maskapai penerbangan domestik, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi lapangan kerja di sektor penerbangan di Indonesia.
  2. Kebijakan Open Sky ASEAN juga dapat berdampak pada penurunan kualitas kerja dan upah pekerja bandara di Indonesia, karena maskapai penerbangan dapat memilih untuk menggunakan tenaga kerja dari negara lain yang lebih murah.
  3. Selain itu, adanya kebijakan Open Sky ASEAN juga berpotensi mengakibatkan penurunan kualitas dan standar keselamatan penerbangan di Indonesia.

Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat perlu segera mengambil langkah-langkah strategis untuk melakukan kajian lebih lanjut tentang dampak pemberlakuan Open Sky ASEAN terhadap pekerja bandara di Indonesia, sehingga dapat diambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi dampak negatifnya dan menjaga keberlangsungan industri penerbangan di Indonesia.

Apa itu Open Sky ASEAN dan bagaimana pelaksanaannya di Indonesia?

Open Sky ASEAN adalah kebijakan yang memungkinkan maskapai penerbangan dari negara-negara anggota ASEAN untuk mengoperasikan penerbangan secara bebas dan tanpa batasan di antara negara-negara anggota tersebut. Kebijakan ini diluncurkan pada tahun 2015 dan bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan integrasi ekonomi di kawasan ASEAN.Implementasi Open Sky ASEAN di Indonesia dimulai pada tahun 2016, yang dimulai dengan pembukaan rute penerbangan baru dan peningkatan jumlah penerbangan antara Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya. 

Beberapa perusahaan penerbangan seperti Garuda Indonesia, Citilink, dan AirAsia telah meluncurkan rute-rute baru ke berbagai kota di kawasan ASEAN, termasuk Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Manila.Selain itu, implementasi Open Sky ASEAN di Indonesia juga membawa dampak positif pada industri pariwisata. Dengan semakin mudahnya aksesibilitas ke berbagai kota di kawasan ASEAN, wisatawan mancanegara semakin tertarik untuk mengunjungi Indonesia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan memberikan dampak positif pada perekonomian Indonesia.

Siapa saja pekerja bandara yang terdampak oleh Open Sky ASEAN?

Open Sky ASEAN adalah suatu kesepakatan antara negara-negara di kawasan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yang bertujuan untuk memperluas hak penerbangan bagi maskapai penerbangan di negara-negara tersebut. Kesepakatan ini dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pekerja bandara.

Beberapa pekerja bandara yang mungkin terdampak oleh Open Sky ASEAN antara lain:

  1. Pilot dan pramugari: Dengan adanya Open Sky ASEAN, akan ada lebih banyak maskapai penerbangan yang bisa terbang ke dan dari negara-negara ASEAN. Hal ini bisa berarti persaingan yang lebih ketat antara maskapai penerbangan, yang pada gilirannya bisa mempengaruhi karir pilot dan pramugari.
  2. Petugas pelayanan darat: Petugas pelayanan darat di bandara, seperti petugas cargo, petugas check-in, dan petugas handling, juga mungkin terdampak oleh Open Sky ASEAN. Jika ada lebih banyak maskapai penerbangan yang beroperasi di bandara, maka ada kemungkinan bahwa tugas dan tanggung jawab mereka akan meningkat.
  3. Petugas keamanan: Open Sky ASEAN bisa juga berarti peningkatan jumlah penumpang yang melewati bandara, dan hal ini dapat memperbesar tugas dan tanggung jawab petugas keamanan. Mereka harus memastikan bahwa setiap penumpang dan barang bawaan yang melewati bandara aman dan sesuai dengan protokol keamanan yang ditetapkan.
  4. Petugas navigasi udara: Petugas navigasi udara bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penerbangan berlangsung dengan aman dan teratur. Dengan adanya Open Sky ASEAN, jumlah penerbangan yang berlangsung di wilayah udara ASEAN mungkin meningkat, sehingga petugas navigasi udara harus bekerja lebih keras untuk memastikan keselamatan penerbangan.
  5. Pekerjaan terkait lainnya: Selain pekerjaan yang telah disebutkan di atas, masih banyak pekerjaan terkait bandara lainnya yang mungkin terdampak oleh Open Sky ASEAN. Misalnya, imigrasi, bea cukai, perusahaan makanan dan minuman yang beroperasi di bandara atau perusahaan yang menyediakan layanan parkir di bandara.

Apa dampak negatif dari pemberlakuan Open Sky ASEAN terhadap pekerja bandara di Indonesia?

Dampak negatif yang mungkin terjadi terkait dengan persaingan yang semakin ketat antara maskapai penerbangan.

Salah satu dampak negatif yang mungkin terjadi adalah penurunan jumlah penumpang yang dilayani oleh maskapai penerbangan nasional Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan maskapai penerbangan nasional kehilangan pendapatan, sehingga dapat mempengaruhi pekerja di industri penerbangan termasuk pekerja di bandara. Jika maskapai penerbangan kehilangan pendapatan, maka dapat terjadi pemutusan hubungan kerja atau pengurangan jumlah karyawan untuk menekan biaya operasional.

Dampak negatif lainnya adalah peningkatan tekanan pada pekerja bandara untuk menangani lebih banyak penumpang dengan sumber daya yang sama. Hal ini dapat menyebabkan beban kerja yang lebih berat dan mengancam kesehatan dan keselamatan kerja pekerja bandara. Selain itu, persaingan yang semakin ketat dapat mempengaruhi kondisi kerja dan upah pekerja bandara, karena maskapai penerbangan dapat menekan biaya operasional dengan mengurangi biaya karyawan.

Namun, dampak negatif ini tergantung pada berbagai faktor seperti kebijakan dan strategi yang diambil oleh pemerintah dan maskapai penerbangan di Indonesia untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Upaya-upaya seperti peningkatan kualitas layanan, inovasi produk, dan peningkatan efisiensi operasional dapat membantu maskapai penerbangan dan pekerja bandara untuk tetap bersaing dan bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Bagaimana cara mengatasi dampak negatif tersebut? 

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan Pelatihan dan Keterampilan: Salah satu cara untuk mengatasi dampak negatif dari open sky ASEAN adalah dengan meningkatkan pelatihan dan keterampilan para pekerja bandara. Ini dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan yang diperlukan untuk bertahan dalam lingkungan yang lebih kompetitif.
  2. Memberikan Kompensasi yang Adil: Dengan adanya persaingan yang lebih ketat, beberapa perusahaan mungkin mencoba untuk mengurangi biaya dengan cara memangkas gaji dan tunjangan pekerja. Oleh karena itu, penting untuk memberikan kompensasi yang adil dan sesuai dengan upaya dan kinerja para pekerja bandara.
  3. Mengembangkan Karir: Peningkatan kompetisi mungkin memaksa pekerja bandara untuk lebih bersaing dalam hal pengembangan karir. Oleh karena itu, diperlukan program pengembangan karir yang jelas dan berkelanjutan agar para pekerja bandara dapat mengembangkan karir mereka dengan sukses.
  4. Mendorong Kolaborasi dan Inovasi: Open sky ASEAN juga dapat memicu kolaborasi dan inovasi di antara perusahaan dalam industri penerbangan. Oleh karena itu, penting untuk mendorong kolaborasi dan inovasi di antara perusahaan, serta mempromosikan pengembangan solusi baru yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan pekerja bandara.
  5. Memberikan Dukungan Psikologis: Perubahan dalam lingkungan kerja dan persaingan yang lebih ketat dapat mempengaruhi kesehatan mental para pekerja bandara. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan psikologis dan kesehatan mental yang diperlukan untuk membantu para pekerja bandara mengatasi stres dan tekanan yang mungkin terjadi.

Dalam kesimpulannya, dampak negatif dari open sky ASEAN dapat diatasi jika pemerintah dan perusahaan penerbangan swasta nasional dengan serius mengembangkan strategi yang terfokus pada meningkatkan keterampilan, memberikan kompensasi yang adil, mengembangkan karir, mendorong kolaborasi dan inovasi, dan memberikan dukungan psikologis bagi para pekerja bandara.

*Penulis adalah Ketua Badan Pengawas Federasi Serikat Pekerja Bandara Indonesia (FSPBI)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *